Langsung ke konten utama

Kehendak dan Kebahagiaan

Oleh: Jabal Ali Husin Sab Bagi Arthur Schopenhauer, kehendak buta dan ketidaksadaran yang menentukan manusia, dunia dan sejarahnya. Baginya, akal budi manusia dikuasai oleh kehendak. Kehendak ibarat orang kuat yang buta mengangkat orang lumpuh yang dapat melihat. Manusia, dunia dan sejarah digerakkan oleh kehendak buta yang irasional tersebut. Kehendak yang tanpa alasan logis.kehendak irasional yang tak dapat benar-benar dipahami. Hidup manusia mengalami penderitaan karena kehendak yang menuntut untuk dipuaskan tak kunjung mendapat apa yang ia inginkan. Dan kehendak tidak punya tujuan akhir, ia senantiasa menghendaki. Akibatnya selalu ada penderitaan. Pemuasan satu keinginan menuntutnya untuk minta dipuaskan pada keinginan yang lain. Hal tersebut terjadi secara terus menerus hingga tidak ada kepuasan akhir. Hal inilah yang membuat Scopenhauer melihat secara pesimis hakikat kehidupan sebagai sebuah penderitaan yang tak kunjung henti. Ide tentang penderitaan juga...

Jalan Kebahagiaan


 Oleh: Jabal Ali Husin Sab*

Banyak yang meragukan jalan kebahagiaan karena meragukan apakah sebenarnya kebahagiaan (seperti yang dimaksud oleh pejalannya) itu benar-benar ada?

Sama seperti mereka yang mungkin tidak yakin atau menanggap mitos keberadaan Ma’ul Hayati (mon hayati istilah org Aceh), air kehidupan.

Atau seperti anggapan para penjelajah abad pertengahan Eropa tentang negeri Hindia yang subur, asri, makmur nan indah. Untuk sampai ke sana harus melayarkan kapal melalui Tanjung Harapan (Afrika Selatan) yang lautnya ganas dan mematikan. Sampai kabar bahwa disana sudah banyak kapal yang karam.

Bagi mereka yang yakin akan kabar tentang negeri tujuan yang dimaksud, juga didorong oleh tekad serta semangat yang kuat, mereka akan melaluinya.

Iskandar Zulkarnain menempuh jalan penjelajahan untuk mendapatkan Ma’ul Hayat, Air kehidupan. Bagi siapa yang meminumnya, ia akan tetap hidup hingga hari kebangkitan. Sementara Christopher Colombus siap menuju Hindia meski telah mendengar cerita seram tentang jalur pelayaran yang harus melewati Tanjung Harapan.

Iskandar Zulkarnain yang melakukan penjelajahan bersama pasukan dari kerajaannya gagal mendapatkannya. Atas kehendak Tuhan, Ma’ul Hayat luput darinya. Ia justru didapatkan dan diminum oleh Khidir as., sepupu Iskandar Zulkarnain yang juga turut ikut serta dalam ekspedisi tersebut.

Sementara Colombus berhasil melewati perairan Tanjung Harapan yang yang ganas. Namun karena betapa mahadahsyatnya perjalanan pelayaran ini, ia kehilangan kendali dalam sistem navigasi hingga kapalnya berlayar tidak sampai ke tujuan. Ia tak sampai ke Hindia, tapi mendarat di sebuah benua yang tak dikenal yang disebut Amerika.

Terjal dan berlikunya jalan yang dituju sehingga manusia menganggap negeri tujuan itu diragukan, bahkan disangkal, dinafikan keberadaannya. Ia dianggap mitos atau dongeng. Namun kabar tetang negeri itu telah tersiar dan tersebar. Pejalan dan penempuhnya telah banyak yang sampai. Mereka manusia terbaik yang suci dari kebohongan. Mereka ada di setiap zaman.

Apa sebenarnya kenyataan negeri itu? Bagaimana keadaan disana? Bagaimana jalan menuju kesana? Apa yang harus dipersiapkan penempuhnya untuk sampai kesana?

Telah ditulis sebuah kitab yang secara ringkas namun memberikan gambaran menyeluruh tentang kenyataan negeri tersebut dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan tadi.

Negeri misteri yang indah bernama kebahagiaan dijelaskan dalam kitab berjudul Kimiya as-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan) oleh seorang penempuh jalan ke negeri tersebut.

Ia adalah seorang pemberi kabar terpercaya. Pembimbing bagi mereka yang ingin menempuh jalan mencapai negeri kebahagiaan di setiap zaman. Beliau Hujjatul Islam Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali ra. Bahkan seluruh goresan penanya adalah jalan-jalan lapang yang akan memandu, membimbing dan memudahkan, dan dengan izin Allah swt. menyampaikan pejalan untuk sampai di negeri tersebut. Demikian kabar yang ada yang dikabarkan secara sambung-menyambung hingga ke zaman kita sekarang.

Pernah dimuat di https://www.google.com/amp/s/www.acehjurnal.com/jalan-kebahagiaan/%3famp

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu (Book Review)

Oleh: Jabal Ali Husin Sab Karya bertajuk ' Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ' merupakan salah satu karya penting dalam kajian sejarah peradaban Melayu-Nusantara. Karya ini ditulis oleh ilmuwan terkemuka, Syed Muhammad Naquib al-Attas, yang disampaikannya dalam pengukuhannya sebagai Professor Bahasa dan Kesusasteraan Melayu di Universiti Kebangsaan Malaysia tahun 1974. Dalam karya ini, Syed Muhammad Naquib al-Attas menjelaskan bagaimana seharusnya penelitian dan pengkajian sejarah, khususnya terhadap sejarah dan kebudayaan dunia Melayu. Ia juga menjabarkan kekeliruan dari pendapat-pendapat ilmuwan Barat dalam menyimpulkan sejarah Melayu-Nusantara. Beliau menyampaikan bahwa sejarah seyogyanya tidak terlalu fokus pada fakta-fakta mikro yang tidak bermanfaat dalam menggambarkan proyeksi sejarah yang utuh. Kumpulan-kumpulan fakta sejarah tersebut haruslah menggambarkan pandangan alam ( worldview  atau  weltsanchauung ) dari sebuah peradaban. Dunia Melayu telah ...

Mengapa Manusia tak Bersayap?

Oleh: Jabal Ali Husin Sab Menaraputih.com Machiavelli pernah berkata bahwa pemimpin harus memiliki sifat keberanian singa dan kelicikan serigala. Perpaduan kedua sifat tersebut dianggap ideal untuk dimiliki seorang pemimpin. Ketika mengumpamakan sifat-sifat hewan untuk mengandaikan sifat ideal bagi seorang pemimpin, Machiavelli sebenarnya sedang menjelaskan tentang hakikat diri manusia, terlepas ia sadari atau tidak. Ungkapan tersebut melukiskan bahwa manusia memiliki potensi sifat-sifat kebinatangan dalam dirinya. Yang membedakan manusia dengan hewan adalah: setiap jenis hewan hanya punya jenis sifat yang identik pada jenisnya; serigala memiliki sifat licik, babi identik dengan sifat tamak dan rakus, hewan-hewan predator memiliki sifat buas dan memangsa. Namun setiap hewan hanya memiliki sifatnya masing-masing. Ular tidak punya sifat singa dan singa tidak punya sifat ular. Sementara manusia mempunyai potensi untuk memiliki semua sifat-sifat yang dimiliki semua hewan. Manusia bis...

Kehendak dan Kebahagiaan

Oleh: Jabal Ali Husin Sab Bagi Arthur Schopenhauer, kehendak buta dan ketidaksadaran yang menentukan manusia, dunia dan sejarahnya. Baginya, akal budi manusia dikuasai oleh kehendak. Kehendak ibarat orang kuat yang buta mengangkat orang lumpuh yang dapat melihat. Manusia, dunia dan sejarah digerakkan oleh kehendak buta yang irasional tersebut. Kehendak yang tanpa alasan logis.kehendak irasional yang tak dapat benar-benar dipahami. Hidup manusia mengalami penderitaan karena kehendak yang menuntut untuk dipuaskan tak kunjung mendapat apa yang ia inginkan. Dan kehendak tidak punya tujuan akhir, ia senantiasa menghendaki. Akibatnya selalu ada penderitaan. Pemuasan satu keinginan menuntutnya untuk minta dipuaskan pada keinginan yang lain. Hal tersebut terjadi secara terus menerus hingga tidak ada kepuasan akhir. Hal inilah yang membuat Scopenhauer melihat secara pesimis hakikat kehidupan sebagai sebuah penderitaan yang tak kunjung henti. Ide tentang penderitaan juga...